Hari ini, Jumat, 28 Ramadhan 2020. Detik-detik terakhir di bulan mulia pada tahun ini. Detik-detik sang tamu agung berkemas untuk kembali pergi. Meninggalkan berbagai rasa dalam hati.
Ramadhan kali ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sangat berbeda. Kita "dipaksa" dikarantina oleh makhluk Allah bernama Corona. Jauh sebelum setan dikarantina pada bulan Ramadhan. Tidak ada tarawih berjama'ah di mesjid. Tidak ada tadarus dalam lingkaran di Mesjid. Bahkan Shalat Jumat yang sifatnya wajib saja, sudah sejak pertengahan Maret lalu ditiadakan. Aturan yang sama juga berlaku untuk umat beragama lainnya. Tidak ada perkumpulan, keramaian. Apalagi yang biasa peluk cium, salaman, jauh berkurang. Social distancing serta PSBB pun berlaku.
Aktifitas di luar rumah sangat dibatasi. Pertemuan jauh berkurang. Interaksi berubah jadi komunikasi virtual. Bekerja dari rumah (work from home/WFH), belajar dari rumah ( Learning from home / LFH). Semua jadi berbasis rumah. Bahkan belanja dan berniaga pun berubah tanpa interaksi langsung. Kurir dan ekspedisilah yang menjembataninya. Penggunaan paket data internet melonjak. Permintaan terhadap wifi pun sepertinya meningkat. Tiba-tiba hampir semua aspek kehidupan berubah jadi virtual, beralih ke dunia maya.
Ramadhan kali ini banyak imam sholat baru yang bermunculan. Para ayah atau pemimpin keluarga banyak yang mulai terbiasa dengan peran ini. Dinikmati atau pun tidak, toh hal ini tetap dijalani.
Namun sebagai makhluk sosial, keterkurungan membuat ketaknyamanan bagi sebagian besar manusia saat ini. Bertemu secara langsung dengan kehadiran fisik dengan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan yang sulit untuk digantikan. 2 (dua) bulan lebih dikurung di rumah, memunculkan kerinduan untuk bertemu dengan sejawat, dengan keluarga lainnya. Kerinduan yang mungkin semakin membuncah.
Rasa rindu yang sudah begitu dalam, rasa terkurung lama, kejenuhan yang mulai memuncak,kebutuhan hidup yang terus berjalan, sementara Idhul Fitri pun sudah semakin dekat, membuat sebagian di antara kita nekat. Akhirnya, beberapa hari yang lalu terjadilah kepadatan, keriuhan di pusat perbelanjaan. Jalan-jalan mulai kembali ramai. Seperti tidak sedang ada apa-apa saat ini. Belum lagi yang memaksakan diri pulang ke kampung halaman, tanpa alasan yang mendesak.
Lalu apa yang terjadi ? Tanpa bermaksud menyalahkan siapa-siapa, pada hari Kamis, 21 Mei 2020 tercatat lonjakan korban positif Covid-19. Hampir 1000 (seribu) kasus baru. Peningkatan yang luar biasa.
Kesulitan perekonomian banyak dialami oleh Rakyat Indonesia. Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar saja, tidak bisa. Kegiatan untuk mencari nafkah dibatasi. Banyak pula yang mengalami pemutusan hubungan kerja, karena perusahaan tempat bekerja tak lagi sanggup membayar gaji pekerjanya. Sementara kebutuhan hidup terus berjalan. Bantuan pemerintah, dan kepedulian sesama menjadi salah satu sandarannya.
Hari ini, Jumat terakhir di Ramadhan kali ini. Hari ini dilakukan Shalat Jumat (yang digantikan dengan shalat Dzuhur) terakhir di Ramadhan tahun ini. Ramadhan yang unik. Ramadhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan yang barangkali akan memberikan banyak cerita kepada anak cucu kita kelak.
Mungkin tak ada yang pernah membayangkan akan mengalami hal seperti ini. Melewati hari-hari hanya dengan berada dalam rumah. Menjalani keseharian dengan tetap berada dalam rumah, dengan segala keterbatasannya.
Namun, ada baiknya untuk tetap bersabar dengan keadaan ini. Tetap bertahanlah di rumah. Pertajam kepedulian dengan sesama. Ingatlah pengorbanan para tenaga medis selama ini. Ingatlah pula bahwa mereka juga memiliki keluarga yang menanti mereka dengan harap-harap cemas.
Bersabarlah, bertahanlah. Dan pada Jumat terakhir di Ramadhan kali ini, marilah kita berdoa kepadaNya, agar semua ini segera berlalu. Agar semua kembali membaik. Berdoa untuk kembali bertemu dengan Ramadhan di tahun depan, dengan suasana yang jauh lebih baik dari tahun ini. Dan semoga Idhul Fitri tahun depan, kita bisa kembali mudik, dan berkumpul serta bersilaturahiim dengan keluarga besar.
Ya, bersabarlah. Bertahanlah. Demi sebuah akhir yang manis. In syaa Allah.
====================
Kamar Belakang, 29 Ramadhan 1441 H
Bekasi
No comments:
Post a Comment