Friday, July 17, 2020

Bahagianya Emak : Buku !!


sumber foto : penerbitdeepublish.com

Emak terharu, campur aduk perasaannya, ketika akhirnya ada 2 (dua) buku yang tercetak, dengan nama Emak tertulis di sana. Syukur Alhamdulillah, Emak mengalami fase ini. Fase dimana tulisan Emak akhirnya ada dalam buku. Senyum bahagia, dan seperti biasa, Emak nyaris nangis. (Ini mah memang karena Emak doyan nangis kali yaa..)

Bagi sebagian orang, barangkali ini tidak ada artinya. Belum apa-apa. Karena mungkin kualitas dan kuantitas tulisan Emak memang belum layak dibilang bagus. Emak juga belum jadi juara penulisan apa pun. Emak belum punya publikasi di penerbitan yang ber"kelas". Belum. Emak hanya penulis "ecek-ecek" di media yang yaaahhh... apalah.. Emak menulis juga dengan gaya suka-suka Emak, yang mungkin bagi orang lain membingungkan, karena pakemnya tidak ada yang sesuai dengan cara Emak menulis. Tapi yaa.. sudahlah. Tak apa. Ini saja sudah cukup membuat Emak senang.

Emak menulis, seringkali untuk menyalurkan apa-apa yang Emak rasakan dan apa yang ada di fikiran Emak. Terkadang sedikit berbagi dengan secuil pengetahuan dan pengalaman yang Emak kebetulan punya. Mungkin juga sebagai terapi bagi jiwa Emak, karena biasanya setelah menulis, ada perasaan "plong" yang Emak alami.  Ada sesuatu yang menjadi lebih ringan terasa. 

Dengan menulis, Emak mentransfer uneg-uneg, ide, pengetahuan dan segala macam yang ada dalam fikiran Emak. Ada kebebasan yang Emak rasakan di sana. 


Duo Buku Emak. Alhamdulillah..


Salah satu amalan yang tidak terputus balasannya, meski jasad sudah tidak ada di dunia adalah ilmu yang bermanfaat. Sumber ilmu tersebut bisa darimana saja. Salah satunya adalah dari tulisan. Ini artinya, tulisan yang bermanfaat bisa menjadi 'passive income' bagi penulisnya kelak. Ini jugalah yang jadi inspirasi bagi Emak dalam menulis. Emak tak ingin, apa yang ingin Emak tuliskan berdasarkan sedikit pengetahuan dan pengalaman yang ada pada Emak, hilang begitu saja, tanpa meninggalkan bekas. Belajar dari apa yang Emak alami pada masa lalu. Emak ingat, saat itu ada keinginan Emak untuk menuliskan dalam bentuk buku, berbagai rumus-rumus atau cara simpel dalam penyelesaian soal-soal kimia SMA yang Emak tau. Saat itu kebetulan Emak adalah salah satu tentor pada lembaga bimbel terkenal, guru sekolah dan juga guru privat. Jadi sedikit banyak Emak punya bekal rumus-rumus cepat tersebut. Namun, dengan berbagai sebab, keinginan itu tertunda-tunda untuk direalisasi. Waktu terus berjalan. Emak sudah tidak lagi mengajar sebagai guru maupun tentor. Lama tak terpakai, lambat laun rumus-rumus tersebut beranjak pergi dari ingatan Emak. Sementara Emak belum sempat menuliskannya. Disitulah Emak merasa sedih. Ada penyesalan. Tapi penyesalan memang datangnya belakangan. Cukup itu jadi pelajaran bagi Emak ke depannya. Kini, Emak ingin, saat Emak ingin berbagi pengalaman atau pengetahuan yang ada pada diri Emak, diusahakan untuk segera menuliskannya. Dimana saja. Kapan saja. Itu keinginan Emak. Semoga Emak bisa komit dengan hal tersebut. 

Emak bukanlah siapa-siapa. Emak juga bukan ahli apa-apa. Tapi Alhamdulillah, Emak yakin, sedikit banyaknya, ALLAH ada menitipkan ilmu atau pun pengalaman dari perjalanan hidup Emak yang bisa Emak bagi kepada yang lainnya. In syaa Allah, semoga bermanfaat.

Mungkin cara Emak menulis, bahasa tulisan Emak, gaya Emak menyampaikan, tidaklah berkelas menurut sebagian orang. Tapi, biarlah... itu hak mereka. Sebagaimana Emak juga berhak memilih bagaimana Emak ingin menulis. Woles saja. Namun, bukan berarti Emak sudah tidak mau belajar yaa... Bukankah sebagai seorang Muslimah, Emak tetap harus belajar kan ? Tentang apa saja. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada Emak untuk tetap bisa belajar dari mana saja dan kapan saja. Dan semoga Emak juga bisa terus menulis, mencoba menebar manfaat. Semoga saja... :)

===

Curhatan gabut Emak, yang lagi bahagia dengan 2 (dua) bukunya..

(mohon doanya, semoga lahir buku-buku selanjutnya.. :) )


====

Bekasi, Jum'at, kamar tengah,
pada saat jadwalnya Emak WFH

====









Sunday, July 12, 2020

Sang Pengusaha..

Bismillah..

Setiap anak itu unik. Setiap anak itu punya keistimewaan masing-masing. Emak harus percaya itu. Emak kudu yakin. Jadi tidak boleh men-generalisir, menyamakan semua anak, main pukul rata saja. Ingat itu ya Mak... hehehe.. self reminder ini..:)

Saat anak-anak tidak berangkat ke sekolah offline seperti saat ini, terkadang ada rasa iba juga bagi mereka. Terkadang gabut, tidak jelas apa yang akan dilakoninya. Apalagi kalau Emak juga tidak kreatif menciptakan kegiatan yang menarik bagi mereka. Alih-alih libur bermanfaat, yang ada bisa saja jadi budak gadget. Na'udzubillah.

Di rumah, si Kakak (nomor urut 2), tidak terlalu suka dengan kemonotonan. Jiwanya seolah lebih suka "merdeka", lebih terbuka. Bergaul pun lebih cair, lebih fleksibel. Dari awal SD, menyukai berniaga. Apa saja. Dibawalah ke sekolah. Jual penghapus, pensil, stiker, dan sebagainya. Memang masih skala kecil. Tapi Emak ga masalah. Malahan Emak mensupportnya, secara Emak kan juga menyukai perniagaan, hehehe. Agaknya darah "niaga" Emak mengalir turun kepadanya.

Berbagai pengalaman dijalaninya. Dari yang pembayarannya agak telat, nyaris lupa malah, hingga sebagian modal terpakai untuk jajan. Hehehe.. Emak sih tidak banyak protes. Tak apa. Ini proses pembelajaran baginya. Dengan maunya saja untuk berniaga, berdagang, itu sudah menjadi nilai plus untuknya. Mentalnya ditempa. Tidak setiap orang memiliki keberanian untuk menawarkan barang atau produk kepada orang lain. Jempol untuk ke-pede-annya.

Belakangan, vakum, tidak bawa dagangan ke sekolah. Katanya, sempat tidak diperkenankan untuk berdagang di lingkungan kelas (atau sekolah yaa ? Emak lupa !). Ya sudahlah. Anaknya juga sedang ingin off dulu juga barangkali.

Corona datang. Manusia di"kurung". Tiga bulan sudah berada dalam rumah. Entah mengapa, Emak yang dulunya memang suka berdagang, tiba-tiba dapat ide untuk melakoninya lagi. Mungkin karena makin banyak dagangan online yang berseliweran di medsos. Ini jadi "kompor" juga bagi Emak untuk menjalaninya lagi.

Jadilah, Emak buka list orderan. "Ikan Bilih Goreng Asli Singkarak", itu yang jadi produknya. Alhamdulillah, orderan masuk, dari mana-mana (kesannya ramai amat yak ? :) ) Beberapa di antaranya harus dikirimkan melalui ekspedisi, karena berada di luar kota. Beberapa lagi juga ada yang diantar dengan ojek online. 

Prosesi penerimaan barang, memilah-milah produk, packing-packing, hingga pengiriman tersebut, ternyata dinikmati oleh Kakak yang ikut terlibat di dalamnya. Bersemangat. Apalagi, ketika diberi komisi persenan oleh Emak dari barang yang dia antarkan. Bahagianya si Kakak.. (sederhana ya...?!)

Kemarin, ketika ada paket datang ke rumah, ini sih Emak yang belanja, tiba-tiba Kakak bilang kurang lebih, "Bun, kardusnya jangan digunting yaa.. biar bisa untuk kirim paket lagi..". Hehehe... siap Kak.. !

Malamnya, dengan gunting, dibongkarnya beberapa kardus bekas. Lumayan hati-hati dan rapih cara bongkarnya. Tapi jelas nampak gabutnya.


Yang lagi gabut..


"Kenapa Kak ? Kangen packing-packing ya ?"
"Iya, senang aja kirim-kirim, Bun.."

Di situ Emak tersentuh.

"Sabar ya Kak.. In syaa Allah, sebentar lagi kita packing dan kirim-kirim lagi.."

Emak jadi semangat dan memutar otak untuk melanjutkan "perniagaan" lagi. Secara online terutama. Produk sudah ada. Pasar sudah ada. In syaa Allah lanjut lagi.

Beberapa pekan sebelum ini memang kami, yaitu Emak, Kakak, dan juga Abang (nomor urut 1), pernah diskusi untuk melanjutkan dagang secara online ini, salah satunya dengan melalui marketplace. Terlebih mereka juga sedang libur. Kalau pun masuk sekolah, masih banyak secara daring. Respon mereka positif. Apalagi ketika disepakati tentang bagi hasilnya. Semakin semangatlah duo sulung ini. 

Namun, karena berbagai hal, mengisi marketplace belum lagi terealisasi. Akhirnya, Emak memanfaatkan medsos, terutama aplikasi WA (Whatsapp)  untuk memasarkannya. Jadilah seperti yang di atas tadi.

Kini masuk PO kedua. Alhamdulillah... masih positif respon pasarnya. Semoga berkelanjutan. Jadi Kakak, tidak gabut lagi. Hehehe..

Dengan terlibatnya Kakak dalam proses-proses tersebut, ini jadi pembelanjaran baginya. Ajang berlatih untuk lifeskill-nya. Bekal hidupnya. Keahlian dalam hidup. In syaa Allah, suatu ketika, ini akan berguna. Kakak jadi pengusaha ? Why not ? Pengusaha sukses shalih sebagaimana sahabat nabi : Abdurrahman bin "Auf,  yang juga hafidz, In syaa Allah. 

Gantungkanlah cita-cita setinggi langit, dengan hati yang tetap membumi ya Nakk... In syaa Allah, dengan tetap berpegang terhadap  tuntunanNya, dirimu tak akan tersesat.. In syaa Allah, dunia akan berada di tanganmu, saat engkau tetap berikhtiar di atas jalanNya. Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Itu pesan Emak.

Sholeh, kaya, berkah, berlimpah... Aamiin.. !!


=====

Coretan dari Emak yang fakir ilmu..

=====

Kamar belakang, waktu Dhuha
09.55 WIB