Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo, populer dengan nama pena Hamka (dalam Bahasa Arab : عبد الملك كريم أمر الله; lahir di Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat pada tanggal 17 Februari 1908. Beliau meninggal di Jakarta, pada 24 Juli 1981 dalam usia 73 tahun. Buya Hamka adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Pada 1975 Buya Hamka dilantik nmenjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama.
Universitas Al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia memberikannya gelar Doktor Kehormatan. Universitas Moestopo Jakarta mengukuhkannya sebagai guru besar. Beliau pun termasuk Pahlawan Nasional Indonesia.
"Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" dan "Di bawah Lindungan Ka'bah" adalah 2 (dua) buku fenomenal karya Buya Hamka. Sementara "Si Sabariyah" adalah buku roman pertamanya yang berbahasa Minang yang berhasil dicetak tiga kali. Dari honor "Si Sabariyah" Buya Hamka kelak bisa membiayai pernikahannya dengan Sitti Raham (1929-1972). "Laila Majnun" adalah buku selanjutnya yang diterbitkan pada tahun 1932 oleh Balai Pustaka yang merupakan penerbit utama saat itu.
Berikut beberapa kata-kata penuh hikmah dari Buya Hamka bertemakan cinta yang disampaikan dalam berbagai kesempatan :
1. Bahwasanya cinta yang bersih dan suci (murni) itu, tidaklah tumbuh dengan sendirinya.
2. Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
3. Bahwasanya cinta yang bersih dan suci (murni) itu, tidaklah tumbuh dengan sendirinya.
4. Apakah keuntungan dan bahagianya cinta yang tiada berpengharapan? Bukankah cinta itu sudah satu keuntungan dan pengharapan?
6. Kadang-kadang cinta bersifat tamak dan loba, kadang-kadang was-was dan kadang-kadang putus asa
7. Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu sedan. Tetapi cinta menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan. (Sumber : Tenggelamnya Kapal Van der Wijck)
8. Jelas sekali bahwasanya rumah tangga yang aman damai ialah gabungan di antara tegapnya laki-laki dan halusnya perempuan.
9. Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri.
10. Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
======================
Dari berbagai sumber
==================
Bekasi, 6 Ramadhan 1442
No comments:
Post a Comment