Sunday, July 12, 2020

Sang Pengusaha..

Bismillah..

Setiap anak itu unik. Setiap anak itu punya keistimewaan masing-masing. Emak harus percaya itu. Emak kudu yakin. Jadi tidak boleh men-generalisir, menyamakan semua anak, main pukul rata saja. Ingat itu ya Mak... hehehe.. self reminder ini..:)

Saat anak-anak tidak berangkat ke sekolah offline seperti saat ini, terkadang ada rasa iba juga bagi mereka. Terkadang gabut, tidak jelas apa yang akan dilakoninya. Apalagi kalau Emak juga tidak kreatif menciptakan kegiatan yang menarik bagi mereka. Alih-alih libur bermanfaat, yang ada bisa saja jadi budak gadget. Na'udzubillah.

Di rumah, si Kakak (nomor urut 2), tidak terlalu suka dengan kemonotonan. Jiwanya seolah lebih suka "merdeka", lebih terbuka. Bergaul pun lebih cair, lebih fleksibel. Dari awal SD, menyukai berniaga. Apa saja. Dibawalah ke sekolah. Jual penghapus, pensil, stiker, dan sebagainya. Memang masih skala kecil. Tapi Emak ga masalah. Malahan Emak mensupportnya, secara Emak kan juga menyukai perniagaan, hehehe. Agaknya darah "niaga" Emak mengalir turun kepadanya.

Berbagai pengalaman dijalaninya. Dari yang pembayarannya agak telat, nyaris lupa malah, hingga sebagian modal terpakai untuk jajan. Hehehe.. Emak sih tidak banyak protes. Tak apa. Ini proses pembelajaran baginya. Dengan maunya saja untuk berniaga, berdagang, itu sudah menjadi nilai plus untuknya. Mentalnya ditempa. Tidak setiap orang memiliki keberanian untuk menawarkan barang atau produk kepada orang lain. Jempol untuk ke-pede-annya.

Belakangan, vakum, tidak bawa dagangan ke sekolah. Katanya, sempat tidak diperkenankan untuk berdagang di lingkungan kelas (atau sekolah yaa ? Emak lupa !). Ya sudahlah. Anaknya juga sedang ingin off dulu juga barangkali.

Corona datang. Manusia di"kurung". Tiga bulan sudah berada dalam rumah. Entah mengapa, Emak yang dulunya memang suka berdagang, tiba-tiba dapat ide untuk melakoninya lagi. Mungkin karena makin banyak dagangan online yang berseliweran di medsos. Ini jadi "kompor" juga bagi Emak untuk menjalaninya lagi.

Jadilah, Emak buka list orderan. "Ikan Bilih Goreng Asli Singkarak", itu yang jadi produknya. Alhamdulillah, orderan masuk, dari mana-mana (kesannya ramai amat yak ? :) ) Beberapa di antaranya harus dikirimkan melalui ekspedisi, karena berada di luar kota. Beberapa lagi juga ada yang diantar dengan ojek online. 

Prosesi penerimaan barang, memilah-milah produk, packing-packing, hingga pengiriman tersebut, ternyata dinikmati oleh Kakak yang ikut terlibat di dalamnya. Bersemangat. Apalagi, ketika diberi komisi persenan oleh Emak dari barang yang dia antarkan. Bahagianya si Kakak.. (sederhana ya...?!)

Kemarin, ketika ada paket datang ke rumah, ini sih Emak yang belanja, tiba-tiba Kakak bilang kurang lebih, "Bun, kardusnya jangan digunting yaa.. biar bisa untuk kirim paket lagi..". Hehehe... siap Kak.. !

Malamnya, dengan gunting, dibongkarnya beberapa kardus bekas. Lumayan hati-hati dan rapih cara bongkarnya. Tapi jelas nampak gabutnya.


Yang lagi gabut..


"Kenapa Kak ? Kangen packing-packing ya ?"
"Iya, senang aja kirim-kirim, Bun.."

Di situ Emak tersentuh.

"Sabar ya Kak.. In syaa Allah, sebentar lagi kita packing dan kirim-kirim lagi.."

Emak jadi semangat dan memutar otak untuk melanjutkan "perniagaan" lagi. Secara online terutama. Produk sudah ada. Pasar sudah ada. In syaa Allah lanjut lagi.

Beberapa pekan sebelum ini memang kami, yaitu Emak, Kakak, dan juga Abang (nomor urut 1), pernah diskusi untuk melanjutkan dagang secara online ini, salah satunya dengan melalui marketplace. Terlebih mereka juga sedang libur. Kalau pun masuk sekolah, masih banyak secara daring. Respon mereka positif. Apalagi ketika disepakati tentang bagi hasilnya. Semakin semangatlah duo sulung ini. 

Namun, karena berbagai hal, mengisi marketplace belum lagi terealisasi. Akhirnya, Emak memanfaatkan medsos, terutama aplikasi WA (Whatsapp)  untuk memasarkannya. Jadilah seperti yang di atas tadi.

Kini masuk PO kedua. Alhamdulillah... masih positif respon pasarnya. Semoga berkelanjutan. Jadi Kakak, tidak gabut lagi. Hehehe..

Dengan terlibatnya Kakak dalam proses-proses tersebut, ini jadi pembelanjaran baginya. Ajang berlatih untuk lifeskill-nya. Bekal hidupnya. Keahlian dalam hidup. In syaa Allah, suatu ketika, ini akan berguna. Kakak jadi pengusaha ? Why not ? Pengusaha sukses shalih sebagaimana sahabat nabi : Abdurrahman bin "Auf,  yang juga hafidz, In syaa Allah. 

Gantungkanlah cita-cita setinggi langit, dengan hati yang tetap membumi ya Nakk... In syaa Allah, dengan tetap berpegang terhadap  tuntunanNya, dirimu tak akan tersesat.. In syaa Allah, dunia akan berada di tanganmu, saat engkau tetap berikhtiar di atas jalanNya. Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Itu pesan Emak.

Sholeh, kaya, berkah, berlimpah... Aamiin.. !!


=====

Coretan dari Emak yang fakir ilmu..

=====

Kamar belakang, waktu Dhuha
09.55 WIB








No comments:

Post a Comment