Friday, October 2, 2020

Karena"nya"...

Source : pinterest.com

Perempuan itu sederhana. Tak terlalu cantik. Tapi di atas rata-rata. Kalo dulu, 1 tahun yg lalu, aku bisa saja mendapatkan 1-3 perempuan yang lebih cantik darinya untuk kupacari. Tapi yang ini berbeda. 

Wajahnya yang bersih, teduh, dengan pakaiannya yang berbeda, membuatku terikat. Rok yang digunakannya sebenarnya sama dengan teman perempuan lainnya. Namun, di bawah rok di sambungnya dengan kaos kaki panjang, hingga menutupi semua kakinya. Kepalanya pun ditutup dengan kain polos, terjurai hingga ujung belakangnya melewati batas pinggangnya. 


Tak banyak aku berinteraksi dengannya. Aku lebih memilih memperhatikannya dalam diam. Sungguh, kesantunan sikap dan tutur katanya, serta apa yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya, itulah yang membuatku begitu memperhatikannya. Aku yang dulu begitu mudah untuk mendapatkan perempuan untuk dipacari, bahkan hingga ada diantara mereka yang langsung datang kepadaku menyatakan perasaannya.. Kini seolah tak berdaya, tak memiliki cukup keberanian untuk menyatakan apa yang aku rasakan kepadanya. Jangankan untuk "menembak", untuk sekedar berbicara agak panjang saja dengannya, seakan aku tak sanggup! 


Aku merasa tak pantas bersamanya, karena masa laluku yang cukup kelam. Namun, aku juga tak sanggup membohongi hati. 


Tanpa dikomando, aku terhipnotis, sedikit demi sedikit merubah diri. Kumulai lebih intens belajar tentang agama, yang telah kuanut sedari lahir : Islam! 


Kuberharap, dengan kenaikan kebaikan agamaku, aku lebih mudah untuk mendekatinya. Ada rasa percaya diri yang akan muncul. 


Waktu berjalan. Aku terus belajar lebih baik. Namun rasa itu terus ada, dan bahkan semakin kuat. Tak sanggup lagi kumenahannya.. Kuingin dia tau! Namun, untuk berbicara langsung, aku belum bisa! Aku tak kuasa! 


Sudahlah.. Kukuat-kuatkan. Akhirnya, mading (majalah dinding) tempatku menuliskan asa dan rasaku, tanpa menyebut namanya. Aku tak sanggup! 


Tapiii.. Aku tak paham, apakah dia telah membaca isi mading tersebut. Kalau pun paham, sepertinya dia berusaha bersikap se-biasa mungkin. Aaahhh…  inilah yang membuatku tak tahan, membuatku semakin tergila-gila dengannya. Dia begitu dewasa! 


Energiku terkuras.. Aku begitu mengharapnya, tanpa berani berkata langsung. Dia pun nyaris tak bergeming. Lalu, apa yang bisa kuperbuat? 


Aku tak sanggup begini!! Dan aku pun berlari.. Berlari sekuatnya.. Aku, letih! 


Aku berlari terus.. Hingga ke ujungnya, aku menumpahkan segalanya kepada-Nya! Aku menangis! Aku tergugu! Aku… lelah! Aku.. Ahhh.. Ntahlah!! 


Aku mengadu kepada-Nya. Mengeluarkan semua apa yang kurasa, semua yang kufikir, semua yang kuduga.. Biar.. Biarlah, Dia yang membimbingku.. !! (Sesuatu yg mungkin nyaris tak pernah aku lakukan!) 


Aku diam.. Namun air di mata mengalir.. Tepekur! 


Akhirnya.. Perlahan, dari lapis terdalam hatiku, muncul cahaya itu.. Aku.. Telah keliru! Aku telah salah! Yaa.. Aku salah! 


Aku yang telah berubah ke arah yang lebih baik, aku yang telah berubah lebih religius, ternyata melakukannya karena ingin mendapatkan simpatinya, karena ingin mendapatkan kagumnya.. Dan bukan karena-Nya!! Yaa..  karenanya! Aku, salah!! 


Aku tersungkur. Entah bagaimana sembabnya mataku.. Aku tak peduli.. !! Aku.. Salah! Akuu.. Mohon ampun, seampun2nya kepada-Nya.. !! 


Waktu berjalan. Aku, tak lagi ingin berubah karena perempuan itu. 


Namun, bayangan perempuan itu tak pernah bisa hilang dari fikiranku. Semakin kuat kumencoba menghalaunya, semakin dalam apa yg aku rasa terhadapnya. Tapi.. Aku tak ingin lagi seperti dulu.. Tidak! Aku sdh berazzam! 


Tapii.. Aku tak sanggup! Berat rasanya bagiku! 


Kuberlari lagi.. Berlari sekuatnya, hingga kutersungkur! 


Tak kuasa aku. Aku kembali kepadaNya. Melarikan diri kepada-Nya. Menumpahkan segala yang kurasa. Ya Rabb.. Ampuni aku. Aku sudah berazzam.. Tak ingin kutersesat dalam kubangan dosa. Yaa.. Walau aku memang memiliki asa terhadap perempuan itu..


Rabb.. Engkau yang Maha Mengetahui, Maha Berencana, Maha Kasih.. Malam ini, kutitipkan ia, wanita sholehah itu, kepada Engkau. Jagalah ia.. Hingga saatnya nanti,kumohon, pertemukanlah kami dalam kondisi yg terbaik menurut Engkau. Aku ingin mendampinginya, dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Tolong, jaga dia, untukku! Jadikanlah dia, perempuan terbaik bagiku.. 


Source : freepik


Robb…  ampuni Aku, jika Aku salah dalam bermohon. Namun itulah yg Aku rasa.. Dan kepada Engkau sajalah tempat terbaikku mengadu.. Ampuni hamba, ampuni hamba…  


Kabulkanlah permohonanku ini…  Aamiinnn.. !! 


Daaann…  Aku tertunduk sangat dalam, melepas apa yang kurasa, Tanpa peduli lg airmata yg begitu deras keluar, membasahi sejadah dan sarungku.. Aku tergugu.. Dan, mataku kembali bengkak.. 


Malam yang sunyi pun menjadi saksinya.. Saksi bahwa Aku telah menitipkan wanita itu kepada-Nya.. Saksi bahwa Aku berharap, agar dia menjadi yang terbaik bagiku.. 


Dan suatu saat nanti, atas kehendak dan ridho-Nya, aku akan datang untuk menghalalkannya bagiku.. Semoga! 


Tapiiii… jika kelak yang terjadi adalah yang sebaliknya, meski saat ini rasanya berat, kuharap, Allah bisa menenangkan diri ini.. Menghadirkan diri ini dalam taman keikhlasan.. Dan aku dapat menjalaninya dengan senyum, serta kepala tegak.. Dengan tetap berhusnuzon kepada-Nya.. 

Semoga ya Allah…  





==========================


#Fastwriting
19 Sept 2019

Based on true story*****

No comments:

Post a Comment