sumber foto : penerbitdeepublish.com |
Bagi sebagian orang, barangkali ini tidak ada artinya. Belum apa-apa. Karena mungkin kualitas dan kuantitas tulisan Emak memang belum layak dibilang bagus. Emak juga belum jadi juara penulisan apa pun. Emak belum punya publikasi di penerbitan yang ber"kelas". Belum. Emak hanya penulis "ecek-ecek" di media yang yaaahhh... apalah.. Emak menulis juga dengan gaya suka-suka Emak, yang mungkin bagi orang lain membingungkan, karena pakemnya tidak ada yang sesuai dengan cara Emak menulis. Tapi yaa.. sudahlah. Tak apa. Ini saja sudah cukup membuat Emak senang.
Emak menulis, seringkali untuk menyalurkan apa-apa yang Emak rasakan dan apa yang ada di fikiran Emak. Terkadang sedikit berbagi dengan secuil pengetahuan dan pengalaman yang Emak kebetulan punya. Mungkin juga sebagai terapi bagi jiwa Emak, karena biasanya setelah menulis, ada perasaan "plong" yang Emak alami. Ada sesuatu yang menjadi lebih ringan terasa.
Dengan menulis, Emak mentransfer uneg-uneg, ide, pengetahuan dan segala macam yang ada dalam fikiran Emak. Ada kebebasan yang Emak rasakan di sana.
Duo Buku Emak. Alhamdulillah.. |
Salah satu amalan yang tidak terputus balasannya, meski jasad sudah tidak ada di dunia adalah ilmu yang bermanfaat. Sumber ilmu tersebut bisa darimana saja. Salah satunya adalah dari tulisan. Ini artinya, tulisan yang bermanfaat bisa menjadi 'passive income' bagi penulisnya kelak. Ini jugalah yang jadi inspirasi bagi Emak dalam menulis. Emak tak ingin, apa yang ingin Emak tuliskan berdasarkan sedikit pengetahuan dan pengalaman yang ada pada Emak, hilang begitu saja, tanpa meninggalkan bekas. Belajar dari apa yang Emak alami pada masa lalu. Emak ingat, saat itu ada keinginan Emak untuk menuliskan dalam bentuk buku, berbagai rumus-rumus atau cara simpel dalam penyelesaian soal-soal kimia SMA yang Emak tau. Saat itu kebetulan Emak adalah salah satu tentor pada lembaga bimbel terkenal, guru sekolah dan juga guru privat. Jadi sedikit banyak Emak punya bekal rumus-rumus cepat tersebut. Namun, dengan berbagai sebab, keinginan itu tertunda-tunda untuk direalisasi. Waktu terus berjalan. Emak sudah tidak lagi mengajar sebagai guru maupun tentor. Lama tak terpakai, lambat laun rumus-rumus tersebut beranjak pergi dari ingatan Emak. Sementara Emak belum sempat menuliskannya. Disitulah Emak merasa sedih. Ada penyesalan. Tapi penyesalan memang datangnya belakangan. Cukup itu jadi pelajaran bagi Emak ke depannya. Kini, Emak ingin, saat Emak ingin berbagi pengalaman atau pengetahuan yang ada pada diri Emak, diusahakan untuk segera menuliskannya. Dimana saja. Kapan saja. Itu keinginan Emak. Semoga Emak bisa komit dengan hal tersebut.
Emak bukanlah siapa-siapa. Emak juga bukan ahli apa-apa. Tapi Alhamdulillah, Emak yakin, sedikit banyaknya, ALLAH ada menitipkan ilmu atau pun pengalaman dari perjalanan hidup Emak yang bisa Emak bagi kepada yang lainnya. In syaa Allah, semoga bermanfaat.
Mungkin cara Emak menulis, bahasa tulisan Emak, gaya Emak menyampaikan, tidaklah berkelas menurut sebagian orang. Tapi, biarlah... itu hak mereka. Sebagaimana Emak juga berhak memilih bagaimana Emak ingin menulis. Woles saja. Namun, bukan berarti Emak sudah tidak mau belajar yaa... Bukankah sebagai seorang Muslimah, Emak tetap harus belajar kan ? Tentang apa saja. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada Emak untuk tetap bisa belajar dari mana saja dan kapan saja. Dan semoga Emak juga bisa terus menulis, mencoba menebar manfaat. Semoga saja... :)
===
Curhatan gabut Emak, yang lagi bahagia dengan 2 (dua) bukunya..
(mohon doanya, semoga lahir buku-buku selanjutnya.. :) )
====
Bekasi, Jum'at, kamar tengah,
pada saat jadwalnya Emak WFH
====