Barangkali banyak yang tidak mengetahui bahwa 28 November adalah hari dongeng nasional. Sejak 2015, tanggal 28 November ditetapkan sebagai hari dongeng nasional. Tanggal ini bertepatan dengan harlah Drs. Suryadi, sang pemeran tokoh Pak Raden dalam film boneka “Si Unyil”. Drs. Suryadi dikenal sebagai tokoh dongeng legendaris di Indonesia. Beliau memang mencintai dunia anak-anak. Karena itulah, tanggal lahirnya ditetapkan sebagai Hari Dongeng Nasional. Drs. Suryadi sendiri telah meninggal sebulan sebelum ditetapkannya Hari Dongeng Nasional. Beliau mangkat pada tanggal 30 Oktober 2015, dalam usia 82 tahun.
Saat ini, dunia memang sudah
banyak berubah. Setidaknya dalam beberapa tahun belakangan ini. Serangan masiv
teknologi, telah banyak menggeser berbagai aktifitas manual yang biasa
dilakukan secara langsung oleh manusia. Peran humanis banyak digantikan oleh
teknologi, yang memang dibuat oleh manusia sendiri.
Orang bijak ada berkata bahwa jika
menanam padi, pasti akan ada saja gulma yang tumbuh. Ada saja parasitnya.
Begitu pula dengan teknologi digital. Interaksi manusia yang sejatinya terjadi
secara langsung, berhubungan langsung, kini banyak diwakili atau diperantarai
oleh teknologi digital. Sisi positifnya, bisa berkomunikasi secara tatap muka
walau berjauhan. Sisi negatifnya ? Kesempatan dan keinginan bertemu fisik
secara langsung bisa jadi berkurang.
Orang tua sibuk dengan gawainya.
Anak-anak pun asik sendiri dengan permainan atau pun berbagai hal online
lainnya. Tertawa, teriak,tersenyum, histeris, marah, menangis, sendiri, di
hadapan layar masing-masing. Berdekatan,
namun terasa jauh. Serumah, namun terasa asing. Banyak sentuhan dan interaksi
sosial yang tergerus.
Mendongeng, bisa jadi adalah hal
yang telah dianggap “kuno” bagi sebagian orang tua. Mereka lebih terbiasa
memberikan tayangan film atau pun rekaman cerita yang bersumber dari saluran
online, atau bahkan meberikan bulat-bulat gawai kepada anak-anaknya.
Dibiarkannya mereka memilih dan mencari informasi sendiri dari dunia maya yang
begitu luas itu.
Bagi sebagian anak-anakpun, bisa
jadi mengikuti dongeng adalah hal yang
kurang popular di kalangannya saat ini.
Tapi bisa jadi pula ini adalah karena mereka kurang dikenalkan atau
kurang diakrabkan dengan aktifitas tersebut. Karena pada umumnya, jika sudah
masuk atau mengikuti suatu dongeng, anak-anak cenderung akan tertarik.
Ya, mendongeng sebenarnya adalah
sebuah kegiatan rekreasi yang menarik, murah, meriah, dan kaya manfaat,
terutama untuk anak-anak. Banyak sekali kajian yang telah membahasnya.Yang
dimaksud di sini adalah mendongeng dalam arti sebenarnya. Pendongeng dan anak
yang mendengarkan berada di satu tempat yang sama. Selain di rumah, dengan
orang tua sebagai pendongengnya, banyak pula relawan yang melakukan aktifitas
mendongeng ini di tempat public, untuk menghibur anak-anak. Taman-taman bacaan,
perpustakaan, dan sebagainya, juga menyelenggarakannya.
Salah satu tujuan utama dari
kegiatan mendongeng adalah untuk mempererat, menciptakan bonding (ikatan) yang
kuat antara ibu atau ayah dengan putra putrinya. Biasanya saat Ibu atau Ayah
bercerita, mendongeng, anak-anak akan mendekat, mendengarkan dengan seksama. Bahkan ada yang sampai gelendotan (bergelayut
manja)dengan orang tuanya. Hal inilah
yang tidak bisa digantikan oleh media online.
Mendongeng mengajarkan banyak hal
pada anak-anak. Mereka mendengarkan berbagai warna dan intonasi suara. Mengenalkan
pada mereka berbagai ekspresi emosi. Anak-anak diperkenalkan juga pada banyak
kosa kata melalui tuturan pendongeng. Hal ini akan membantu anak-anak dalam
berbahasa atau pun berkomunikasi nantinya. Sekali pun saat ini mereka belum
bisa membaca, namun mereka sudah memiliki perbendaharaan kata yang lebih
banyak. Hal ini pun berpeluang untuk mendorong minat baca anak-anak.
Mendongeng merupakan suatu
kegiatan literasi, yang dapat memperkaya imajinasi mereka. Dunia anak memang tak lepas dari imajinasi.
Imajinasi dapat mendorong kreatifitas. Anak-anak akan terpacu untuk mengikuti
atau berbuat seperti apa yang diterimanya dari dongeng tersebut.
Di samping itu semua, masih
banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh melalui kegiatan mendongeng ini, bagi
si kecil. Diantaranya :
Satu, melatih konsentrasi dan
ketajaman memori. Untuk dapat mengikuti dongeng dengan baik, dibutuhkan
konsentrasi yang tinggi, sehingga mereka bisa mengingat berbagai karakter yang
ada dalam cerita tersebut.
Dua, mendongeng dapat menjadi
media untuk menyampaikan berbagai pesan moral. Anak-anak merupakan peniru yang
baik. Apa yang dilihatnya akan lebih berkesan dan mudah diikutinya dari pada pesan
yang hanya disampaikan dalam bentuk “ceramah” . Orang tua atau pendongeng dapat
menyampaikankannya berdasarkan buku cerita, atau pun cerita yang dibuatnya
sendiri.
Tiga, mendongeng memberikan
wawasan baru bagi anak-anak. Termasuk di dalamnya pengetahuan tentang berbagai
budaya dan tradisi lainnya. Sekaligus mereka dikenalkan dengan bagaimana mensikapi perbedaan adat, budaya,
tradisi dan berbagai kebiasaan lainnya yang ada di masyarakat.
Empat, dan ini termasuk yang
terpenting juga, mendongeng dapat melatih dan mempertajam kecerdasan emosi
serta sosialnya. Kecerdasan emosi amatlah diperlukan karena bisa mempengaruhi resistensi
seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan hidup nantinya
Itulah beberapa manfaat dari
mendongeng ini. Bagi yang belum pernah melakukannya terhadap si kecil, ada
baiknya, segeralah memulainya. Dekap mereka, sambil didongengkan berbagai kisah inspiratif untuk
mereka. Bagi yang sudah memulainya, bersyukurlah. Tetaplah istiqomah melakukannya. In syaa Allah manfaatnya nanti akan segera nampak. Wallahu’alam.